Tuesday 9 August 2011

Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi


Judul: Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi Mereka Membunuh Semuanya, Termasuk Para Ulama
Penulis: Syaikh Idahram
Tebal: 278 hlm
Ukuran: 13,5 x 20,5 cm
ISBN: 978-602-8995-00-9
Terbit: Cetakan I, 2011
Penerbit: Pustaka Pesantren, Yogyakarta.
Peresensi: M. Ajie Najmuddin*

KH Said Agil Siroj, dalam kata pengantar beliau di buku ini mengungkapkan bahwa kemunculan Salafi Wahabi di abad ke-18 M meskipun tidak termasuk ke dalam golongan Khawarij, tetapi antara keduanya, ada beberapa kesamaan. Kelompok Wahabi, seperti hendak mengulangi sejarah kekejaman kaum Khawarij, yang muncul jauh sebelumnya pada tahun ke-37 Hijriah, tatkala melakukan pembongkaran tempat-tempat bersejarah Islam dengan dalih memerangi kemusyrikan. Tak cukup dengan tindakan itu, mereka bahkan tak segan untuk membantai terhadap sesama umat muslim sendiri, bahkan para ulama yang tidak sejalan dengan pemikiran (sempit) mereka.

Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok–kelompok ekstrim tersebut secara langsung telah mencoreng nama Islam. Islam adalah agama yang sempurna dan tidak mengajarkan umatnya untuk berbuat kerusakan, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an, “Dan Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash: 77). Apa yang dipaparkan dalam buku ini, tentang sejarah tindakan ‘merusak’ yang dilakukan oleh kelompok Salafi Wahabi ini tidak boleh kita lupakan dan mesti kita waspadai.

Lantas siapakah sebenarnya kelompok Salafi Wahabi yang dimaksud dalam buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi Mereka Membunuh Semuanya, Termasuk Para Ulama ini? Penulis buku, Syaikh Idahram, menjelaskan bahwa nama wahabiyah ini dinisbatkan kepada Muhammad ibnu Abdul Wahab, yang lahir pada tahun 1115 H dan wafat pada tahun 1206 H. Adapun kata Salafi, berasal dari kata as-salaf yang secara bahasa bermakna orang-orang yang mendahului atau hidup sebelum zaman kita. Adapun secara terminologis, as-salaf adalah generasi yang dimulai dari para sahabat, tabi’in dan tabi’at tabi’in. Mereka adalah generasi yang disebut Nabi Saw sebagai generasi terbaik.

Namun demikian, penggunaan istilah Salafi tersebut oleh sebagian kelompok Islam tertentu dijadikan propaganda. Mereka melakukan klaim dan mengaku sebagai satu-satunya kelompok salaf. Ironisnya, mereka kemudian menyalahkan dan bahkan mengkafirkan muslim lain yang amalannya ‘tidak sesuai’ dengan paham yang mereka anut. Mereka menganggap sesat terhadap umat muslim lain, yang dianggap melakukan perbuatan bid’ah, semisal ziarah kubur mereka tuduh sebagai perbuatan syirik.

Lebih dari itu, sederet data dan fakta penyimpangan serta rentetan sejarah pembunuhan yang terpapar dalam buku ini, menyisakan sejumlah pertanyaan, apakah tindakan mereka tidak menyalahi ajaran Islam sebagai “rahmat bagi semesta alam”?

Kita pasti akan miris, ketika membaca tulisan tentang sejumlah tindakan kelompok Wahabi yang melakukan banyak pembantaian terhadap umat Islam serta ulamanya. Seperti yang mereka lakukan tatkala menyerang kota Thaif, Uyainah, Ahsaa, bahkan Makkah dan Madinah, juga tak luput dari sasaran keganasan mereka. Sayid Ja’far Al-Barzanji dalam salah satu bukunya menuturkan, ketika Wahabi menguasai Madinah, mereka merusak rumah Nabi saw, menghancurkan kubah para sahabat, dan setelah melakukan perusakan tersebut mereka meninggalkan Kota Madinah dalam keadaan sepi selama beberapa hari tanpa azan, iqamah, dan shalat.

Apabila ditelisik lebih dalam setidaknya ada dua faktor penyebab kemunculan kelompok seperti Wahabi. Pertama, pada dasarnya kemunculan mereka bermula dari sejarah pertarungan pengaruh dan kekuasaan (politik). Muhammad bin Abdul Wahab yang terusir dari kaumnya, kembali mendapat angin segar ketika bertemu dengan penguasa Dir’iyah, Muhammad ibnu Saud. Ajaran Wahabi akan terlindungi manakala bernaung dalam kekuatan penguasa, di sisi lain kekuasaan akan semakin menancapkan kukunya tatkala mendapat legitimasi ajaran agama. Jadi perjuangan Wahabi bersama ibnu Saud, bisa dikatakan tak lebih hanya pertarungan perebutan kekuasaan yang berkedok agama.

Faktor lain yang mendasari tindakan ekstrim mereka, diantaranya juga karena pemahaman mereka yang kaku dalam memahami teks-teks agama (tekstual), sehingga cenderung terjerumud dalam memahaminya. Misalnya, mereka sangat kaku dalam memahami perintah-perintah Rasulullah saw. Paradigma ini yang kemudian menyebabkan mereka dengan mudahnya menyalahkan dan mengkafirkan umat muslim lain.

Penulisan buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi Mereka Membunuh Semuanya, Termasuk Para Ulama ini adalah untuk menjelaskan semua itu secara ilmiah, dengan bukti yang kuat baik secara aqli dan naqli. Buku ini menyingkap hal-hal penting dibalik wabah takfir (pengkafiran), tasyrik (pemusyrikan), tabdi' (pembid'ahan) dan tasykik (upaya menanamkan keraguan) terhadap para ulama ahlussunnah wal jama'ah yang marak menjamur akhir-akhir ini. Semuanya disuguhkan secara sistematis namun ringan. Buku ini tidak hendak bertujuan untuk memecah belah persatuan umat Islam, tetapi lebih merupakan sebuah upaya untuk mengingatkan akan bahaya dan menyadarkan umat dari paham-paham ekstrim tersebut.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar, semestinya memberikan perhatian tegas dan serius dalam upaya untuk mencegah dan menghentikan pengaruh pemahaman yang dapat mengarah pada tindakan terorisme dan eksklusivisme semacam ini, yang pada akhirnya dapat mengancam persatuan umat. Dalam salah satu komentar para tokoh tentang keberadaan buku ini, ketua MUI, KH Ma’ruf Amin menegaskan, “Dengan membaca buku ini diharapkan seorang muslim meningkat kesadarannya, bertambah kasih sayangnya,lapang dada dalam menerima perbedaan dan adil dalam menyikapi permasalahan”.

Dan memang bagi para pembaca dari kalangan luar Wahabi, buku ini dapat memberikan informasi yang cukup, sehingga dapat mengetahui bahaya pengaruh serta mengetahui ciri paham ekstrim. Sedangkan bagi para simpatisan wahabi, buku ini juga dapat menjadi sumber informasi yang jelas, sehingga mereka akhirnya tahu dan sadar akan sejarah paham yang mereka anut. Semoga kita semua diberi petunjuk oleh Allah Swt  untuk senantiasa tetap menuju ke jalan yang lurus dan benar.

Fatwa Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani KITAB-KITAB YANG DIPELAJARI TERLEBIH DAHULU OLEH PENUNTUT ILMU



Tanya:
Kitab apakah yang anda anjurkan untuk dibaca oleh pemuda yang sedang belajar?
Jawab:
Saya anjurkan padanya apabila dia masih awal hendaklah membaca kitab Fiqhus Sunnah oleh Sayid Sabiq, sambil dibantu dengan sebagian kitab yang dijadikan rujukan, seperti Subulus Salam. Disamping itu jika dia memperhatikan kitab Tamamul Minnah (berisi komentar-komentar dan koreksi terhadap kitab Fiqhus Sunnah karya Albani, pent.) maka cara ini lebih kuat dan selamat.
Saya anjurkan juga kepadnya hendaklah membaca kitab "Ar Raudhatun Nadiyah" oleh Sidiq Hasan Khan. Adapun tafsir, maka wajib baginya untuk membiasakan membaca kitab tafsir Qur'an Al Adhim oleh Ibnu Katsir, walaupun sebagian tafsir tersebut panjang uraiannya. Sebab kitab tersebut paling syah, benar, pada zaman ini.
Kemudian untuk nasehat dan pelembut hati maka wajib baginya membaca kita Riyadhus Shalihin oleh Imam Nawawi. Sedangkan untuk aqidah, membaca Syarah Aqidah Thohawiyah oleh Ibnu Abil Izzi Al-Hanafi. Dalam memahami kitab tersebut dibantu dengan komentar dan penjelasanku padanya.
Kitab-kitab secara umum untuk dibiasakan membacanya anatara lain kitab-kitab Syekhul Islam Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnul Qoyim Al Jauziah mudah-mudahan Allah merahmati keduanya. Saya meyakini bahwa keduanya merupakan ulama yang langka di kalangan kaum muslimin. Mereka berada dalam manhaj Salafus Shaih radhiyallahu 'anhu, baik dalam pemahaman, takwa dan kebaikannya.
(Al Ashalah 5/15 Dzulhijjah 1413 H hal 59)
Diketik ulang dari: "25 fatwa", Fadhilatus Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani (rahimahullah) terbitan Semarang, 1995, hal.11-12

HUKUM TELEVISI
Tanya:
Apa hukum Televisi?
Jawab:
Tidak diragukan, bahwa keberadaan televisi dewasa ini hukumnya haram. Meskipun sebenarnya televisi, demikian juga radio, alat perekam, atau alat semacamnya merupakan bagian-bagian dari nikmat Allah Suhanahu wa Ta'ala yang diberikan kepada hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ibrohim ayat 34:
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah , tidaklah kamu dapat menghinggakannya."
Sebagaimana kita ketahui, pendengaran, penglihatan ataupun lidah adalah karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai nikmat untuk hamba-hamba-Nya. Akan tetapi, kebanyakan nikmat ini menjadi adzab atas orang yang memilikinya. Sebab mereka tidak menggunakannya dijalan yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sementara itu, televisi, radio, alat perekam dan sejenisnya dikatakan sebagai nikmat, kapan hal itu terjadi? Jawabnya, pada saat mempunyai nilai manfaat untuk umat.
Televisi dewasa ini, 99% banyak menayangkan nilai-nilai atau faham-faham kefasikan, perbuatan dosa, nyayian haram, ataupun perbutaan yang mengumbar hawa nafsu, dan lain-lain sejenisnya. Hanya 1 % tayangan televisi yang dapat diambil manfaatnya. Jadi kesimpulan hukum televisi itu dilihat dari penayangan yang dominan.
Jika telah terdapat daulah islamiyah, dan dapat menerapkan kurikulum ilmiah yang berfaedah bagi umat, maka berkaitan dengan televisi untuk saat itu; saya tidak hanya mengatakan boleh (jaiz) tetapi wajib hukumnya.

TIANG SELAMAT BAGI SEGALA LAPISAN PEMERINTAH DAN RAKYAT



 
بســـــــــــــــــم الله الرحمــــــــــــــــــــــــن الرحيــــــــــــــــــــــــــــــــم

Untuk menentukan pedoman dan menghilangkan keraguan dewasa ini, kita selalu tertanya-tanya ?
1.    Bagaimana Pemerintah sekarang ditinjau dari segi Agama, kufurkah atau tidak ?
2.    Bagaimana tinjauan Agama hukum berontak sekarang ?
3.    Apakah hukum memberi infaq yang diminta gerombolan sekarang ?

Untuk memberikan fatwa saja, menjawab hal ini sebagai berikut :

JAWABAN YANG PERTAMA
Pemerintah sekarang tidak kufur dengan sebab semata-mata mereka menjalankan Hukum Undang-undang Nasional atau Hukum Adat Negeri (dengan hukum yang bukan ما فعله الله  ) karena yang dhahirnya mereka mengaku dosa juga (Neraka di Akhirat nanti dengan hukum-hukum itu), Cuma sebab mereka langsungkan juga Hukum-hukum Nasianal itu, bukan karena memandang leceh Hukum Agama, atau tidak karena mereka I`tiqadkan Hukum agam itu bukan di Pemerintah Islam dan bukan pula karena mereka keras kepala menentang dengan tiada punya alasan. Hanya yang biasa kita dengar dari mereka-meraka, kalau dijalankan akan berpecah belah antara penduduk Indonesia ini (antara golongan Kristen dengan Kaum Islam) yang akibatnya nanti akan hilang Kemerdekaan kita yang juga membawa hancurnya Agama kita. Ini bukan `Inaad, bukan Istihza` dan bukan pula I`tiqad walaupun yang jadi alasan mereka tidak tepat, karena mereka belum mengerti benar bagaimana Pemerintahan Islam akan menjatuhkan bangsa Islam dan bangsa Kafir dan bagaimana pula kedudukan Rajam, Jilid dan Had, dimana tempat dan cara melakukannya. Kalau mereka mengerti betul dengan cara mendalam tentu mereka tahu yang bahwa terjadinya Hukum-hukum Islam dalam Negeri ini kebanyakan hampir sama dengan Hukum-hukum Nasional.
Umpamanya : Orang berzina baru dilakukan Jilid atauRajam mestilah ada 4 orang saksi yang melihat dengan mata kepalanya dan dengan niat naik saksi. Kalau tidak ada saksi yang tersebut tidak boleh dilakukan Rajam, Cuma kalau dilihat/diketahui dengan bukti saja hukumnya adalah Ta`zir umpamanya 6 bulan penjara. Ini sudah hamper sama dengan hukum Nasional, dimana bisa didapat orang berzina dilakukan Jilid selain dari kalau ia sama-sama gila !!! Di masa Nabi pernah terjadi Jilid si Zina dengan ikrarnya berzina karena kuat iman mereka, tetapi yang akan mengaku begitu dimana ada sekarang menurut adanya !!!
Dalil fatwa pertama ini tersebut dalam Kitab-kitab sebagai berikut :
بغية  المسترشدين , ص : ٢٧١, فى باب القضاء
(فائدة) حكم العرف والعادة حكم منكر ومعارضة  للأحكام الله ورسوله صلى الله عليه وسلم وهو من بقايا الجاهلية فى كفرهم بما جآء به نبينا محمد عليه الصلاة والسلام بإبطاله  فمن استحله من المسلمين مع العلم بتحرمه حكم بكفره وارتداده واستحق الخلود فى النار نعوذ بالله من ذالك  أهـ  فتاوى باخرمة
ومنها يجب أن تكون الأحكام كلها بوجه الشرع الشريف وأما أحكام السياسة فيماهى إلا ظنون وأوهام فكم فيها من مأخوذ بغير جناية وذالك حرام  وأما أحكام العادة والعرف فقد مر كفر مستحله ولوكان فى موضوع من يعرف الشرع لم يجز له ان يحكم او يفتى بغير مقتضاه فلو طلب ان يحضر  عند حاكم يحكم بغير الشرع لم يجز له الحضور هناك بل يأثم بحضوره  أهــ
وفى بغية  المسترشدين , ص : ٢٤٩, فى باب الردة
والقول بتكفير أهل الكبائر رأى الوارج وكثير من الظاهرية وليس من شأن أهل السنة  وأما قوله تعالى " ومن لم يحكم بما أنزل الله فاؤلئك هم الكافرون" فمحمول على الكفر النعمة أو المستحله وينبغى للمفتى ان يحتاط  فى التكفير ما أمكنه لأن الإيمان محقق فلا يرتفع  إلا بيقين
فى تحفة المحتاج , ج : ٩, ص : ٨٧ , فى كتاب الردة
( أو حلل محرما بالإجماع ) وعلم تحرمه من الدين بالضرورة ولم يجز ان يخفى عليه أهــ
فى تحفة المحتاج , ج  :٩ , ص : ٧٨, فى كتاب البغاة
( و ) ثالثها ( باستلاء جمع الشروط ) بشوكة لإنتظام الشمل به هذا إن مات الإمام أو كان متغلبا أي ولم يجمع الشروط كما هو الظاهر                ( وكذا فاسق وجاهل ) وغيرهما وان اختلف فيه الشروط كلها ( فى الأصح ) وان عاص بما فعل حذرا من تشتت الأمر وثوران الفتن
فى تحفة المحتاج , ج : ٩ , ص : ٨٨ , فى كتاب الردة
وليحضر ممن يبادر إلى التكفير فى هذه المسائل منا ومنهم فيخاف عليه ان يكفر لانه كفر مسلما أهــ
وفى الصاوى على الجلالين , ج :١, ص : ٣٧٨ , فى تفسير صورة المائدة , آية : ٥٤
قوله ( فاؤلئك هم الظالمون ) اى  لمخالفة شرع الله مع عدم استحلاله  لذالك , وعبر فيما تقدم بالكافرون لتبديلهم وتغييرهم ما أنزل الله  واستحلاله  لذالك

JAWABAN YANG KEDUA
Hukum berontak sekarang adalah Haram, karena telah ada Ulil Amri atau Imarah Presiden sekarang dengan Istila` (dengan kekuatan senjata dan tentara) sedangkan Presiden sekarang Islam pula. Siapa yang mengatakan Pemerintah sekarang lemah tidak kuat, maka mengingkari ia akan matahari pukul 10 siang. Berkata ahli syair :
وقد تنكر العين ضوء الشمس  من رمد  `   وقد ينكر  الفم طعم الماء من سقم
Artinya : Mata yang sakit (buta) mengatakan tidak ada matahari karena sakit matanya bukan karena tidak ada matahari, makanan yang manis dikatakan pahit karena pahit mulutnya (seleranya)

Adapun tentang Islam Presiden sekarang itu telah kita yakini karena dia juga telah mengerjakan Ibadah Haji dan lainnya, jadi kita tidak bisa dan tidak boleh menghukum Kufurnya dengan terka-terka saja melainkan mesti dengan keyakinan pula.
Tentang Presiden mu`anaqah dengna perempuan Amerika dan alin-lain, itu sama saja dengan kita melihat anak-anak gadis berbaju BB sekarang ini. Siapak yang tersuci dari pada itu ? (tidak jadi Kufur dengan sebab itu). Dalil yang kedua ini sebagai mana tersebut dalam Kitab-kitab sebagai berikut :
فى جمع الجوامع, ج : ٢, ص : ٤٣٩
( ولانجوز ) نحن ( الخروج على السلطان ) و جوزت المعتزلة الخروج على الجائز لإنعزاله بالجور عندهم. أهــ
وفى تحفة المحتاج, ج : ٩ , ص : ٦٦ ,  ( هم مخالفو الإمام ) ولو جائرا لحرمة الخروج عليه
وفى مصباح المنير, ص : ١٢٤ : ( جاز ) فى حكمه
وفى تحفة المحتاج, ج : ٩ , ص : ٧١
قال الماوردى  يجب القتال ان تعرضوا الحريم او أخذ مال بيت المال تعطل جهاد الكفار بسببهم او منعوا  واجبا او تظاهروا على خلع امام انعقدت بيعته أى او ثبتت بالإستلاء فيما يظهر فإن اختل ذالك كله جاز قتالهم انتهى وظاهر كلامهم وجوب قتالهم مطلقا لأن ببقائهم وان لم يوجد شئ مما ذكر تتولد مفاسد قد لا تتدارك

JAWABAN YANG KETIGA
Hukum memberi Infaq kepada pemberontak (gerombolan) sekarang adalah Haram pula karena berontak itu menurut keterangan di atas tadi adalah Haram. Maka memberi Infaq itu Haram karena qaedah Ushul Fiqh : أن للوسائل حكم المقاصد  artinya : Wasilah kepada sesuatu yang dimaksud, hukum sesuatu yang dimaksud itu.
Adapun yang dimaksud dengan Infaq sekarang adalah untuk berintak, sedangkan berontak itu adalah Haram. Jadi yang menjadi wasilah Haram hukumnya Haram pula. Tersebut dalam Hadits Shahih : من أعان على معصية  ولو بشطر  كلمة كان شريكا لها   artinya : Siapa yang menolong atas Maksiat walaupun denga setengah patah kata kalimat atau dengan sesuku uang, maka orang yang menolong itu maksiat juga. AL-HASIL : Bagi kita Rakyat tidak ada perintah : واحكم بما أنزل الله   Hanya  Perintah Tuhan itu diberatkan atas Pemerintah dan bagi Ulama wajib menasehati mereka (Pemerintah) bukan dengan jalan memberontak.      لعلهم يتذكرون

TAMBIH (NB)
Kalau pemberontak (gerombolan) sekarang tidak akan berontak lagi, hanya nama saja D.I. (Darul Islam) atau Daulah Islamiyah atau nama apa saja menurut kesukaan dan tempat mereka, maka hukum Infaq itu sama saja dengan hukum uang iuran partai, asal saja memintanya tidak dengan dipertakut-takut. Jadi hukumnya Infaq yang demikian macam adalah hukum sedeqah biasa saja, jika yang memberipun dengan segala senang hati pula.

والسلام على من اتبع الهدى
Darussalam, Labuhan Haji
19 Rabi`ul Awal 1377
14      Oktober     1957
(SJ. H. M. WALI ELCHALIDY)

DNA UNTUK MENGHUBUNGKAN KETURUNAN




القائف لغة       :        المتتبع    للآثار والثبة
المتتبع               :        Menyelidiki
القائف شرعا :             من يلحق النسب بغيره عند الاشتباه بما خصه الله به   من علم ذلك  (مغنى محتاج)   .جزء 4.   488
     Yang dikhususkan disini ilmu qaif saja, bukan cara menghubung nasab. Jadi qaif ialah seseorang yang menghubungkan nasab orang lain melalui sebuah ilmu yang khusus yang diberikan Allah kepadanya.

I. Dalil yang boleh beramal dengan penelitian qaif.
وحدثنى عمرو الناقد وزهير بن حرب وأبو بكر بن أبى شيبة واللفظ لعمرو وحدثنا سفيان عن زهرى عن عروة عن عائشة قالت دخل عليّ رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم مسرورا فقال ياعائشة ! الم ترى أن المجزّزا المدلجيّ دخل عليّ. فرأى أسامة وزيدا وعليهما قطيفة قد غطيا رؤوسهما وبدت أقدامهما فقال : إن هذه الأقدام بعضها من بعض (صححه مسلم. حديث : 39 (1459) ص: 615)

قال الشافعي رضي الله عنه: فلو لم يعتبر قوله لمنعه من المجازفة وهو صلى الله عليه وسلم لايقر على خطأ ولايسر الا بالحق. اهـ (مغنى المحتاج. ج:4/ص :488)

II. Syarat Qaif.
عبارة المنهاج الطالبين.
(شرط القائف) ليعمل بقوله فيما ذكر- جلال المحلى - (مسلم) فلا يقبل من كافر (عدل)   فلا يقبل من فاسق لأنه حاكم او قاسم – مغنى المحتج –  اى اسلام وعدالة وغيرهما من شروط الشاهد السابقة ككونه بصيرا ناطقا رشيدا غير عـدو لمن ينفى عنه ولا بعض من يلحق به – تحفة المحتج – (مجرّب) للخبر الحسن لاحكيم الا ذو تجربة وكما يشترط علم الإجتهاد فى القاضى وفسر أصله التجربة بان يعرض عليه ولد في نسوة غير امه ثلاث مرات ثم في نسوة هي فيهن فاذا أصاب في الكل فهو مجرب اهـ . وهو صريح في اشتراط الثلاث  واعتمده في الروضة وأصلها وهو صريح . وان اطال البلقيني في اعتماد الاكتفاء بمرة  وكونه مع الام غير شرط . تحفة المحتاج . (والاصح اشتراط حر ذكر ) كالقاضي . والثاني لا كالمفتي – جلال المحلى- لما تكرر أنه حاكم أو قاسم – تحفة المحتاج (لا عدد) كالقاضى والثاني يشترط كالمزكى – جلال المحلى – والمقوم – مغني المحتاج – (ولا كونه مدلجيا) اى من بني مدلج  كلهم

1.           المحلى : 348 – 349 الجزء 4              

2.           مغنى المحتاج : 488-489  الجزء 4       

3.           تحفة المحتاج , 348-349  الجزء 10.

Masaalah ( مجرب ) menguji kemampuan dan ketepatan qaif sampai tiga kali.


Al-Mahalli berpendapat :

قال الامام : العبرة بغلبة الظن

Dalam Mughni dijelaskan
بأن قوله عن خبرة لاعن اتفاق. وهذا قد حصل بدون الثلاث . اهـ

DNA boleh dipergunakan untuk menghubungkan nasab seseorang secara qias kepada qaif. Karena qaif menghubungkan nasab seseorang melalui ilmu khusus yang dianugerahi Allah SWT kepadanya. Sedangkan DNA merupakan sebuah zat yang diciptakan Allah SWT dalam tubuh manusia yang melalui alat modern bisa diketahui keturunan dan nasab seseorang.
Hasil tes DNA sama juga dengan khabar siqaif yaitu melalui ilmu. Sehingga untuk menjamin kebenarannya disyaratkan `adil dan muslim agar hasilny dapat diamalkan. Begitu juga hasil DNA. Karena DNA adalah benda atau sebuah zat yang tidak berbohong. Kebohongan hanya terjadi dari cara kerja sipeneliti DNA.
Syarat ketiga مجرب uji ketepatan ini dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran siqaif, apabila dia berhasil maka beritanya bisa diterima. Ini bisa juga terjadi pada DNA.
Kenapa disyaratkan مجرب pada qaif, padahal ilmu qaif dari Allah SWT. Karena untuk mengetahui / menghukum sesuatu harus dengan ilmu yang sampai pada ghalabah zhan dan dimegerti oleh orang lain. Sedangkan ilmu qaif hanya di mengerti oleh qaif saja. Untuk membuktikan kebenaran ilmu tersebut pada orang lain, maka disyaratkan menguji ketepatannya. Dari sini dapat difahami bahwa: Ilmu qaif belum bisa dipakai sebelum diuji ketepatannya. Qaif menyampaikan sesuatu berdasarkan ghalabah zhan. `Ilat ini bisa juga terjadi pada DNA.
Pada zaman sekarang, qaif jarang sekali ditemui. Sedangkan masaalah yang membutuhkan jasa qaif sangat banyak, jadi rasanya boleh dikatakan bahwa DNA merupakan anugerah dan karunia Allah SWT sebagai pengganti qaif.


Pendapat Imam Syafi`i yang terdahulu :

فلو لم يعتبر قوله لمنعه من المجازفة


Difahami bahwa Imam Syafi`I menggolongkan qaif ini dalam ilmu Mujazafah atau ilmu tebakan. Jadi tidak disyaratkan nyakin. Maka tidak ragu lagi ada cara lain untuk menebak keturunan. Karena tebakan bukan hanya satu cara. Jadi apabila cara tersebut bisa juga sampai pada ghalabah zhan boleh juga diamalkan.

KESIMPULAN
DNA boleh dipergunakan untuk menebak seseorang dengan syarat sipeneliti DNA tersebut :
  1. Islam
  2. Adil
  3. Telah teruji ketepatan dan kebenarannya.
  4. Merdaka (bukan hamba sahaya)
  5. Laki-laki karena sama dengan hakim
  6. Tidak perlu banyak (memada satu orang)
  7. Tidak harus keturunan Mudallaj
Pada syarat ke-3 untuk membuktikan kebenaran hasilnya harus juga terbukti bahwa alat yang dipergunakan dalam keadaan baik dan normal.
HUKUMAN MATI BAGI PEMASOK PSYCHOTROPIKA

Pemasok obat psychotropika salah satu pekerjaan mungkar, karena membantu orang lain berbuat maksiat. Pemasok tidak ditetapkan suatu hukum yang tertentu, setiap pekerjaan mungkar yang tidak terdapat padanya hukuman yang telah ditentukan agama, maka orang yang mengerjakan mungkar tersebut akan dita`zir.
يعزر فى كل معصية لاحد لها ولا كفارة بحبس او ضرب اوصفع  او توبيخ ويجتهد الإمام فى جنسه وقدره   وقيل ان تعلق بآدمى لم يكف توبيخ (المحلى) جزء 4  ص205

Hukum ta`zir, ganjarannya dibawah hukuman yang telah terdapat patokan tertentu (HAD) dari syara`
فإن جلد وجب ان ينقص في عبد عن عشرين جلدة وحر عن أربعين
(المحلى) جزء. 4   ص 206

Tidak terdapat dalam hukum ta`zir bunuh mati,memukul yang dibolehkan dalamnya jangan sampai melukai.apabila dalam pelaksanaan ta`zir mengakibatkan terbunuhnya seseorang,maka kepada penta`zir akan dikenakan sanksi

(بحبس او ضرب) غير مبرح فان علم أنه لا يزجره إلا مبرح لايحل مبرح ولا غيره على معتمد وعليه فينبغى أنه ينتقل به الى نوع أخر اعلى فإن فرض ان جميع انواع التعزير     لا تفيد فيه كان نادرا فيفعل به اعلاها من غير نظر لذالك وعلى هذا يحمل ما مر عن الرافعى فعلم أن قوله لايحل المبرح  ولا غيره إنما هو فى نوع ضرب فقط اما غيره من بقية انواع تعزير فلا يتصور فيها فرق بين مبرح وغيره فاذا علم انه لم يؤثر قيه ضرب مبرح ولا غير مبرح انتقل الى غيره من بقيتها كما ذكرته ( تحفة المحتاج)  جزء 9.  178

(فصل) وإن عزر الامام رجلا فمات وجب ضمانه لما روى عمرو بن سعيد عن على كرم الله وجهه أنه قال ما من رجل أقمت عليه حدا فمات فأجد فى نفسى أنه لادية له الا شارب الخمر فإنه لو مات وديته  لأن نبي صلعم لم يسنه ولايجوز ان يكون مراد به اذا مات من الحد فإن النبي صلعم حد فى الخمر فثبت  أنه اراد من الزيادة على الاربعين ولأنه ضرب جعل إلى اجتهاده فإذا أدى إلى التلف ضمن كضرب الزوج زوجته   (المجموع شرح المهذب) جزء 20    122

Hukuman bagi orang yang menyimpan dan menjual khamar :
وإذا وجد الخمر فى دار إنسان وعليها قوم جلسوا مجالس من يشربها ولم يرهم  أحدا يشربوانها ولم تظهر رائتحها عليه ولم يضر بشربها عزرهم الإمام لأنهم إرتكبوا امرا محظورا وجلس مجلس منكارا او وجد فى بار معدة لبيع الخمر عزر لذالك بما يراه الإمام رادعا لهم.   ومن وجد معه آنية الخمر يحملها او ليحتفظ بها فى داره عزر لأنه ارتكب محظورا  (المذاهب الأربعة)   1157

Hukuman-hukuman yang terdapat batasan/ditentukan dalam agama :
(كتاب الحدود وهي) ثلاثة (قتل وقطع وضرب ولو مع) صلب او (نفي فالقتل) يكون (فى) اربعة (الردة والزنا المحصن وترك الصلاة وقطع الطريق مع قـتل) من القاطع لمعصوم يكافئه (والإحصان يحصل بحرية وبلوغ وعقل ووطء فى نكاح صحيح) (والقطع) يكون فى شيئين (فى السرقة وقطع الطريق مع أخذ المال) (والضرب) يكون فى ثلاثة (فى الشرب) المائع اسكر كثيره (وهو اربعون) جلدة (وفى قذف وهو الثمانون) جلدة (وفى زنا البكر وهو مائة) ـ (تحرير) جزء 2 ؛ 428
Hadist yang menyatakan tentang dibunuhnya orang yang meminum khamar,telah dimansukhkan.
عن معاوية رضي الله عنه عن نبى صلعم أنه قال فى شارب الخمر إذا شرب فاجلدوه ثم إذا شرب فاجلدوه ثم إذا شرب فاجلدوه ثالثة فاجلدوه ثم شرب الرابعة فضربو عنقه أخرجه احمد وهذا اللفظ واربعة وذكر ترمذى ما يدل على أنه منسوخ وأخرج ذالك أبو داود صريحا عن الزهرى (بلوغ المرام).  1268
تنبيه لو تعدد الشرب كفى ما ذكره المصنف وحديث الامر بقتل الشارب فى الرابعة منسوخ بالاجماع (شروانى) جزء 9.  171

KESIMPULAN

Pemasok lebih ringan ganjaran dari pada pemakai (konsumen) karena  :
a.          Pemakai menghilangkan akalnya, sedangkan pemasok hanya memberikan jalan kepadanya.
b.          Pemakai langsung mubasyarah (mempergunakanya) barang yang telah diharamkan agama, sedangkan pemasok mubasyarahnya hanya melalui mu`amalah.
c.          Tidak terdapat nash kitab yang menyatakan hukuman mati bagi pemasok maupun lainnya.
d.         Kemudharatan lebih banyak terdapat pada pemakai, kesenangan memakai baju baru dirasakan oleh pembeli bukan penjual, baju dalam toko boleh banyak bila tidak ada orang yang membeli tidak ada seorangpun yang merasakan kelembutan baju tersebut.
HUKUM LOKALISASI WTS DAN JUDI

فصل (المعاملات المنكرة) وأما معاملات المنكرة كالزنا والبيوع الفاسدة وما منع الشرع منه مع تراضى المتعاقدين به إذا كان متفقا على حظره فعلى ولى الحسبة انكاره والمنع منه وزاجر عليه وامره فى التأديب مختلف بحسب الاحوال وشدة الحظر.
وفى معنى المعاملات وإن لم تكن منها عقود المناكح المحرمة ينكرها إن إتفق العلماء على حظرها ولا يتعرض لإنكارها إن اختلف الفقهاء فيها إلا أن يكون مما ضعف الخلاف فيه فكان ذريعة الى محظور متفق عليه كالمتعة فربما صارت ذريعة الى استباحة الزنا ففى انكاره لها وجهان وليكن بدل انكاره لها الترغيب فى العقود المتفق عليها (الاحكام السلطانية)  425

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas kebijakan lokalisasi sebagai upaya taghyirul mungkarat atas PSK, penjudi dan maksiat lainnya tidak memadai dan tidak dibenarkan oleh syara`, bila kasus tersebut telah sepakat ulama mengharamkannya. Kalau ada pihak tertentu yang memfasilitasinya terhadap polisi syari`at berhak untuk mencegatkannya, Karena yang demikian salah satu sebab untuk memudahkan bermaksiat.

Tidak terdapat dalam nash kitab,bahwa cara menghilangkan maksiat adalah dengan melindungi maksiat seperti lokalisasi,walaupun dinaikkan tarif harganya atau lainnya.karena yang demikian itu tidaklah menghilangkan maksiat , yang diharuskan dalam agama adalah menghilangkannya, sehingga agama sendiri memberikan ganjaran kepada pelaku maksiat




.comments { clear: both; margin-top: 10px; margin-bottom: 0px; line-height: 1em; } .comments .comments-content { font-size: 12px; margin-bottom: 16px; font-family: Verdana; font-weight: normal; text-align:left; line-height: 1.4em; } .comments .continue a, .comments .comment .comment-actions a { display:inline; font-family:Arial, Helvetica, sans-serif; font-size:12px; padding: 2px 5px; text-decoration: none; text-shadow:0 1px 1px rgba(0,0,0,.3); color:#FFF; -webkit-box-shadow: 0 1px 2px rgba(0,0,0,.2); -moz-box-shadow: 0 1px 2px rgba(0,0,0,.2); box-shadow: 0 1px 2px rgba(0,0,0,.2); -webkit-border-radius: 3px; -moz-border-radius: 3px; border-radius: 3px; margin-right: 10px; border: 1px solid #3079ED; background: #0066FF; background: -webkit-gradient(linear, left top, left bottom, from(#0099FF), to(#009999)); background: -moz-linear-gradient(top, #0099FF, #009999); filter: progid:DXImageTransform.Microsoft.gradient(startColorstr='#0099FF', endColorstr='#009999'); } .comments .continue a:hover, .comments .comment .comment-actions a:hover { text-decoration: none; background:#0099FF; background: -webkit-gradient(linear, left top, left bottom, from(#009999), to(#0099FF)); background: -moz-linear-gradient(top, #009999, #0099FF); filter: progid:DXImageTransform.Microsoft.gradient(startColorstr='#009999', endColorstr='#0099FF'); } .comments .continue a:active, .comments .comment .comment-actions a:active { position: relative; top:1px; background: -webkit-gradient(linear, left top, left bottom, from(#0066FF), to(#0099CC)); background: -moz-linear-gradient(top, #0066FF, #0099CC); filter: progid:DXImageTransform.Microsoft.gradient(startColorstr='#0066FF', endColorstr='#0099CC'); } .comments .comments-content .comment-thread ol { list-style-type: none; padding: 0; text-align: none; } .comments .comments-content .inline-thread { padding: 0.5em 1em 0 1em; } .comments .comments-content .comment-thread { margin: 8px 0px 0px 0px; } .comments .comments-content .comment-thread:empty { display: none; } .comments .comments-content .comment-replies { margin-top: 1em; margin-left: 40px; font-size:12px; } .comments .comments-content .comment { padding-bottom:8px; margin-bottom: 0px } .comments .comments-content .comment:first-child { padding-top:16px; } .comments .comments-content .comment:last-child { border-bottom:0; padding-bottom:0; } .comments .comments-content .comment-body { position:relative; } .comments .comments-content .user { font-style:normal; font-weight:bold; } .comments .comments-content .user a { color: #444; } .comments .comments-content .user a:hover { text-decoration: none; color: #555; } .comments .comments-content .icon.blog-author { width: 18px; height: 18px; display: inline-block; margin: 0 0 -4px 6px; } .comments .comments-content .datetime { margin-left:6px; color: #999; font-style: italic; font-size: 11px; float: right; } .comments .comments-content .comment-content { font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12.5px; line-height: 19px; } .comments .comments-content .comment-content { font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12.5px; line-height: 19px; text-align:none; margin: 15px 0 15px; } .comments .comments-content .owner-actions { position:absolute; right:0; top:0; } .comments .comments-replybox { border: none; height: 250px; width: 100%; } .comments .comment-replybox-single { margin-top: 5px; margin-left: 48px; } .comments .comment-replybox-thread { margin-top: 5px; } .comments .comments-content .loadmore a { display: block; padding: 10px 16px; text-align: center; } .comments .thread-toggle { cursor: pointer; display: inline-block; } .comments .comments-content .loadmore { cursor: pointer; max-height: 3em; margin-top: 3em; } .comments .comments-content .loadmore.loaded { max-height: 0px; opacity: 0; overflow: hidden; } .comments .thread-chrome.thread-collapsed { display: none; } .comments .thread-toggle { display: inline-block; } .comments .thread-toggle .thread-arrow { display: inline-block; height: 6px; width: 7px; overflow: visible; margin: 0.3em; padding-right: 4px; } .comments .thread-expanded .thread-arrow { background: url("data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAAc AAAAHCAYAAADEUlfTAAAAG0lEQVR42mNgwAfKy8v/48I4FeA0AacVDFQBAP9wJkE/KhUMAAAAAElFTkSuQmCC") no-repeat scroll 0 0 transparent; } .comments .thread-collapsed .thread-arrow { background: url("data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAA AcAAAAHCAYAAADEUlfTAAAAJUlEQVR42mNgAILy8vL/DLgASBKnApgkVgXIkhgKiNKJ005s4gDLbCZBiSxfygAAAAB JRU5ErkJggg==") no-repeat scroll 0 0 transparent; } .comments .avatar-image-container { float: left; overflow: hidden; } .comments .avatar-image-container img { width: 36px; } .comments .comment-block { margin-left: 48px; position: relative; padding: 15px 20px 15px 20px; background: #F7F7F7; border: 1px solid #E4E4E4; overflow: hidden; border-radius: 4px; -moz-border-radius: 4px; -webkit-border-radius: 4px; border-image: initial; }