Oleh : Sultan mahesa jenar
Musuh Islam Sebenarnya dan Bagaimana Mengenalinya
Musuh Islam sebenarnya saat ini bukan hanya Yahudi, Nasrani, Komunis
tetapi juga sesame muslim sendiri. Kebanyakan dari golongan muslim yang
menghancurkan Islam, mereka tidak menyadari bahwa tindakannya hanya akan
menghancurkan Islam itu sendiri. Berkumpul bersama mereka, berdiskusi,
atau bahkan hanya melihat mereka, dapat membawa kegelapan dihati kita.
Berdebat dengan mereka adalah tindakan yang terburuk.
Dibalik perhatian mereka yang baik terhadap ibadah mereka, dan hanya
Allah swt dan nabi saw yang mengetahuinya, mereka tak dapat menolong
diri mereka sendiri untuk menjadi korban dari ibadahnya sendiri. Muslim
yang tumbuh dalam lngklungan islam dan semenjak kecil dalam didikan
sekolah Islam hingga ketingakt universitas, kurikulum agama islam yang
mereka pelajari berdasarkan akidah yang akan menghancurkan Islam itu
sendiri.
Media massa, televise, radio , surat kabar, walaupun merupakan
program yang sangat relijius, juga artikel mereka di surat kabar
merupakan hal yang sangat mendistorsikan pemahaman keislaman. Dan hal
ini tak dapat mengangkat citra islam bahkan membuat perpecahan
dikalangan umat Islam sendiri. Tetapi mereka masih mengatakan hal itu
sesuatu yang islami.
Jangan harapkan mereka, kecuali keburukan saja dari golongan seperti
ini. Allah swt telah menuliskan bimbingan dan epetance, bahwa hanya
dengan rasa memiliki kepada nabi saw melalui barakah Awliya, mereka
dapat menghitung kehidupannya dan melalui pandangan ampunan dan
meletakan mereka dibawah sayap intercession.
Dalam pandangan saya , saya hanya melihat satu cara bagaimana
menghadapi mereka di Amerika dan didunia barat, dan hal itu adalah
dengan cara menjauh dari mereka dan peringati masyarakat tentang mereka.
Seoarng syaikh yang saya ketahui mengatakan kepada para murid-muridnya
untuk menjauhi mereka, mereka adalah musuh sesungghnya bagi Islam, dan
berbicara dengan mereka akan membawa kegelapan pada hati, bahkan pada
seluruh sisa umur kehidupan mereka. Dan butuh waktu seratus tahun untuk
membersihkan racun dari hati akibat racun dari ibadah mereka.
bagaimana cara mengenali mereka? Disini ada beberapa elemen dasar
ciri-ciri mereka sehingga kita dapat menghindari mereka dalam kehidupan
didunia maupun diakherat nanti. Insya Allah. Satu-satunya harapan untuk
Islam di bumi ini adalah….dst
1. Salat mereka tidak sesuai dari salah satu dari ke empat mazhab
dalam islam. Khususnya ketika mereka mengangkat tangan mereka setelah
ruku dan menyilangkan tangan mereka diantara ruku dan sujud.
Cara mereka ketika Tashahhud ( ketika duduk tahiyat) dan menggerakan
jari telunjuk mereka terus menerus selama tasahud tersebut. Pemahaman
mereka terhadap sunah Mustafa, hadist Nabi saw, sangat kontradiksi
dengan dengan seluruh mazhab meskipun mereka menggunakan hadist yang
sama yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,” Nabi saw menggerakkan
telunjuknya ketika tashahud. Beberapa mazhab hanya menggerakkan tangan
sekali saja, kecuali mazhab Maliki dalam seluruh tashahud tetapi hanya
menggerakkan kekiri dan kekanan tidak keatas dan kebawah. Mereka membuat
cara yang baru dengan menggerakn telunjuk kesegala arah yang sangat
bertentangan dengan cara-cara yang disebutkan dalam ke 4 mazhab.
Mereka tidak mengangkat tangan mereka ketika berdoa, mereka tidak
menutup kepala mereka ketika solat atau dalam keseharian mereka,
meskipun telah diketahui selama berabad-abad, bahwa lelaki yang tidak
menutupi kepalanya adalah seperti mereka yang telah kehilangan harga
diri dan kehormatannya ( Makhrum al –Muru’a). Mereka tak pernah memakai
surban, yang merupakan sunnah Nabi saw, yang selalu digunakan oleh para
sahabah dan tabi’in.
Dalam beberapa acara mereka memakai Iq’al. Yang sangat bertentangan
dengan sunah, tidak pernah Nabi saw menggunakan Iq’al selama hidupnya.
Mereka tidak pernah melakuakn Shalat Israq, 2 rakaat sunah setelah
matahari terbit, Bila hal ini masih belum cukup untuk mengenali
tanda-tanda mereka dan menghindari berkumpul bersama mereka bahkan
menjauh dari mereka, maka ada beberapa cirri-ciri mereka lainnya seperti
disebutkan dibawah ini.
Mereka berkata, bahwa solat mereka hanya mengikuti Quran dan sunah
saja. Berarti kehidupan Islam yang dibangun muslim selama lebih dari 13
abad, sebelum faham mereka muncul pada tahun 1930 an mereka katakan
tidak mengikuti Quran dan Sunah. Tetapi mereka juga mengatakan kembali
kepada sunah adalah keharusan, jangan dengarkan para Imam 4 mazhab atau
ulama islam lainnya, siapapun mereka.
Mayoritas muslim akan berpegangan pada Ulama Besar Islam dijaman awal
yang mengatakan,” Jika kalian melihat apa yang saya katakan dan hal itu
bertentangan dengan sunah Nabi saw, maka abaikan apa yang saya katakan,
dan ikuti sunah saja”. Kata-kata ini menggambarkan betapa rendah
hatinya ulama besar jaman awal yang tidak ingin menonjolkan diri, tetapi
saat ini mereka menghantam saja. Mereka tidak memperhatikan , bahwa
Imam yang mengatakan hal ini juga mengatakan,” Jika Nabi saw
meninggalkan ku meski hanya satu malam, saya akan menganggap diriku
sebagai hipokrit”. Ini adalah ucapan Abu Hanifa Ibn Numan, mudah-mudahan
Allah merahmatinya.
Mereka juga berkata,”Mereka adalah manusia biasa dan kita juga
manusia”. Kita tahu saat ini yang mereka tak tahu. Yang paling moderat
diantara mereka adalah mereka yang tidak berbicara negative mengenai
Imam ke 4 mazhab, meskipun demikian mereka tetap tidak mengikuti
kebiasaan Imam ke-empat Madzhab tsb. imam tsb. Mereka mengikuti cara
mereka sendiri berdasarkan buku terkenal Sifat Salat Nabi saw, oleh
Nasrudin al Albani, Albani bahkan tidak pernah bisa membuktikan bahwa ia
telah mendapat Ijazah untuk mengajar dari gurunya, tentu saja saya
lebih mengikuti Imam Malik, Abu Hanifa, Imam Syafi’I atau Ibn Hambali.
Satu dari argument terburuk mereka, adalah bertanya mengenai dalil
dari Al-Quran dan Sunah yang menjadi pedoman para Ulama Besar tadi.
Mereka tidak mengerti bahwa Al-Quran dan Sunah adalah pilar yang mana
antaralainnya terbukti termasuk juga Qiyas, Ijma’a, Qaul para Sahabat.
Dan juga yang tak kalah pentingnya adalah Maaruf, atau berdasarkan
pendapat orang yang memiliki moral yang baik dan setuju bahwa amalan
tersebut adalah baik.
Jika kalian bertanya kepada mereka mengenai kebiasaan muslim di
seluruh dunia memperingati hari kelahiran atau Mawlid Nabi, maka mereka
akan mengatakan Bid’ah.
Masjid-masjid mereka hanya memiliki dinding yang putih saja, padahal
rumah dan kantor mereka penuh hiasan kaligrafi. Tak perlu bertanya
kepada mereka mengapa demikian, karena mereka tak akan menjawabnya.
Mereka mungkin saja sangat dermawan dan kaya, tetapi berhati-hatilah apa
yang mereka katakan dibelakang kalian jika kalian mengatakan bahwa
kalian adalah murid dari Syaikh ini. Itulah adalah salah satu dosa
terbesar dalam pandangan mereka jika kalian memiliki Syaikh.
Mereka mungkin memaafkan kalian jika kalian tak tahu ilmu agama,
tetapi mereka tak akan memaafkan kalian jika kalian mempelajari agama
melalui seseorang Mursyid. Mereka lebih memilih belajar melalui buku,
video tape atau melalui universitas mereka.
Poin terakhir dalam bagian ini adalah interpretasi literal mereka
dalam sebuah hadis Nabi saw seperti,” Apa yang terdapat di bawah engkel
adalah neraka!. Disisi lain mereka cenderung untuk mencari interpretasi
sendiri, tetapi paling obvious dari hadist kewalian,” “Aku akan menjadi
mata baginya bagi apa yang dilihatnya, menjadi pendengarannya ketika ia
mendengar, menjadi tangannya untuk memegang, dan menjadi kakinya dimana
ia melangkah”. Pernah saya katakan hadist ini kepada seorang teman di
perpustakaan Islamic Center dan satu dari mereka yang duduk disebelahku
berkata,” Ini adalah Hululiya!”. Saya tak dapat menahan berkata,” Jika
Nabi saw berkata ini adalah hululiya maka saya hululiya!”.
Wa min Allah at Tawfiq.